Jakarta – Kepemimpinan Suherman sebagai Ketua RT 4 RW 4 di Kelurahan Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, kini tengah mendapat sorotan tajam dari sejumlah warga setempat.
Suherman, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris pada masa kepemimpinan RT Pak Edi, akhirnya dipercaya untuk menggantikan posisi tersebut setelah Pak Edi tidak aktif lagi.
Namun, kepemimpinannya kini justru menuai keluhan dari masyarakat yang merasa tidak puas dengan cara kerjanya.
Salah satu keluhan utama yang sering muncul adalah kurangnya transparansi dalam berbagai hal, terutama terkait dengan informasi yang disampaikan oleh pihak RW. Banyak warga mengaku mendapatkan informasi terlalu terlambat, bahkan mendekati batas waktu yang mendesak.
Selain itu, masalah anggaran juga menjadi sorotan. Warga merasa bahwa pengelolaan anggaran tidak jelas dan sering kali tidak terinci dengan baik, sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai penggunaan dana yang ada.
Tidak hanya itu, masalah keadilan dalam pemberian bantuan sosial juga menjadi sorotan. Beberapa warga mengeluhkan adanya ketidakmerataan dalam pemberian bantuan, yang terkesan pilih-pilih.
Banyak yang merasa bahwa jika mereka tidak dekat dengan Suherman atau tidak sejalan dengan pandangannya, maka mereka akan dipersulit atau bahkan tidak mendapatkan bantuan sama sekali.
“Kalau Kalau saya sendiri merasa kurang puas karena tidak transparan, kemudian kalau ada info dari RW selalu telat waktunya mepet, untuk anggaran juga tidak transparan,” kata salah satu warga yang enggan disebut namanya kepada awak media.
Lebih parah lagi, ada dugaan bahwa Suherman telah melanggar aturan yang berlaku, yakni Pergub Nomor 587 Tahun 2022 mengenai pengelolaan dana operasional RT. Dana yang seharusnya digunakan sesuai dengan ketentuan, diduga disalahgunakan, menambah keluhan warga yang merasa tidak amanahnya kepemimpinan yang ada.
“Untuk anggaran juga sangat tidak transparan, ini yang buat kami sebagai warga jadi curiga,” timbal warga lainnya.
Warga berharap agar Suherman menyadari bahwa jabatan yang diembannya bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu, melainkan untuk melayani kepentingan seluruh masyarakat.
“Semoga Suherman cepat sadar bahwa kepentingannya itu untuk semua tidak pilih-pilih gitu,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan