JAKARTA – Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) minta pemerintah untuk amankan pasar domestik jelang momen Hari Raya Idul Fitri tahun 2026. 

Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta menyatakan, momentum lebaran tahun depan menjadi faktor penentu apakah industri tekstil bisa bangkit atau malah akan meneruskan trend pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Redma mengatakan bahwa momentum lebaran terakhir yang nyata dirasakan produsen tekstil tanah air adalah ditahun 2022, yaitu pada saat barang impor dipasar domestik sangat minim pasca pandemi. 

APSyFI minta pemerintah kendalikan impor untuk amankan industri tekstil dalam negeri “Lalu selama tiga tahun berturut-turut, barang impor terus menguasai pasar dan para produsen tekstil sudah tidak pernah lebaran lagi, dampaknya adalah PHK dan penutupan pabrik.

Untuk mengamankan pasar jelang lebaran 2026 APSyFI minta pemerintah kendalikan impor demi amankan pasar domestik saat HBKN, Redma meminta pemerintah untuk fokus pada 2 hal, yaitu memberantas impor ilegal melalui pelarangan praktik impor borongan dan pengendalian impor melalui pemberlakuan BMADS/BMTPS atau mengurangi kuota impor. 

“Memang penyakit utama kita di pasar domestik, kan, persaingan yang tidak adil, dan kita perlu dengan cepat menyelesaikan permasalahan ini agar industri dalam negeri bisa bangkit dengan momentum lebaran ini,” jelasnya.