Jakarta – Peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei 2024 kemarin terus meninggalkan beberapa permasalahan di kalangan tokoh buruh dan instansi terkait.
Sosok Herlina, yang sempat jadi pemilik kantin di terminal khusus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Selapajang Tangerang Banten membesarkan anak-anak TKI yang ditelantarkan semenjak bayi di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat. Kini sebanyak 23 anak tersebut telah beranjak remaja. Mayoritas anak-anak yang ditelantarkan ini bercita-cita menjadi abdi negara atau anggota kepolisian.
Herlina pada awalnya merasa iba melihat bayi-bayi tang ditinggalkan begitu saja.
“Bahkan ada juga yang dititipkan langsung oleh orang tuanya.” kata dia.
Ia sendiri dulunya mengharapkan adanya bantuan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang saat itu Kepalanya dijabat oleh Jumhur Hidayat. Namun bukannya mendapat bantuan, ia malah merasa dirugikan oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
“Agar dapat membuka kantin di lingkungan terminal khusus TKI, saya justru merasa dirugikan secara materi yang cukup besar. Tapi tidak lama kemudian kantin khusus TKI justru ditutup September 2014.” ungkapnya.
Herlina juga merasa dirugikan oleh tokoh buruh SBSI 92 yakni Sunarti. Herlina mengungkap bahwa Sunarti satu komplotan dengan Jumhur Hidayat yang kini menjabat sebagai ketua AASB.
“Sunarti merupakan satu komplotan Jumhur. Modusnya membantu pembebasan lahan untuk tempat tinggal penampungan anak-anak ini. Tapi ternyata hanya dimanfaatkan.” tuturnya.
Kini ibu Herlina berencana meminta bantuan pengacara untuk menyelesaikan hukum terkait kasus tersebut.
Tinggalkan Balasan