Bali – Pimpinan Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali dan Indonesia Timur,Gus Yadi, mengeluarkan peringatan keras terkait maraknya aktivitas intelijen asing yang masuk ke Indonesia dengan kedok bisnis dan pariwisata.

Dalam pernyataannya, Gus Yadi menegaskan bahwa Bali menjadi target empuk karena terbuka terhadap orang asing dan dikenal sebagai pusat internasional. Menurutnya, intelijen asing kerap masuk dengan cara berkolaborasi dalam investasi dan merangkul masyarakat sekitar. Namun, di balik itu tersimpan ancaman besar terhadap budaya, adat, dan kedaulatan bangsa.

“Intelijen negara lain mencari kelemahan kita. Mereka masuk lewat adat, budaya, hingga tokoh masyarakat, lalu perlahan mengubah tatanan bangsa. Kalau budaya kita hancur, bangsa ini akan hilang identitasnya dan jadi budak di negeri sendiri,” tegas Gus Yadi.

Ia juga mengkritik lemahnya aturan pemerintah daerah yang dinilai belum mampu mengantisipasi infiltrasi asing di Bali. Karena itu, Gus Yadi meminta pemerintah pusat, aparat penegak hukum, dan seluruh masyarakat untuk lebih waspada.

“Jangan terlalu terbuka. Kita boleh menerima wisatawan asing, tapi jangan sampai adat dan budaya kita dirusak. Kalau Bali dikuasai, Indonesia bisa dikuasai,” pungkasnya.