Banten – Runtuhnya Dinasti Atut dalam Pilkada Banten merupakan salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia, terutama dalam konteks dinamika politik lokal.

Dinasti Atut Chosiyah yang memimpin Provinsi Banten selama hampir dua dekade,mulai terpuruk setelah serangkaian kejadian yang mempengaruhi citra dan kekuasaannya.

Salah satunya adalah, Kekalahan Arin dalam Pilkada Banten 2024 menjadi salah satu cerita penting dalam dinamika politik di provinsi tersebut.Airin yang sebelumnya dikenal sebagai calon potensial dengan berbagai latar belakang yang cukup kuat, harus menerima kenyataan pahit bahwa dukungan masyarakat tidak cukup untuk mengantarkannya meraih kursi kepemimpinan di Banten.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan kekalahan Arin adalah kurangnya konsolidasi politik yang kuat. Meskipun memiliki popularitas dan visi yang baik, Airin gagal menggalang dukungan dari berbagai partai politik dan elemen masyarakat yang berpengaruh di Banten. Alih-alih membangun koalisi yang solid, Airin terjebak dalam rivalitas internal yang melemahkan posisinya, serta ketidakharmonisan dengan beberapa tokoh politik lokal yang seharusnya menjadi sekutunya.

Selain itu, runtuhnya Dinasti Atut dikarenakan kesulitan dalam menghadapi serangan-serangan politik dari lawan-lawannya.Isu-isu negatif yang beredar tentang dirinya,baik yang terkait dengan masa lalu maupun persoalan pribadinya, dimanfaatkan dengan baik oleh tim pemenangan pesaing. Serangan-serangan tersebut berhasil menggerogoti citra Dinasti Atut di mata publik, khususnya di kalangan pemilih yang mengutamakan integritas dan rekam jejak calon pemimpin.