Bandung – Aktivis dan pengamat politik Andri Iswari menyampaikan bahwa narasi kritikan yang disampaikan oleh aktivis garis keras Sholihin MS kepada Presiden Joko Widodo yang cenderung menghina dan mendiskreditkan pribadi Presiden Joko Widodo ternyata merupakan eks HTI yang merasa sakit hati dengan keputusan pembubaran HTI.
Andri Iswari juga menyampaikan bahwa Sholihin MS yang merasa sakit hati dengan keputusan Pemerintah yang membubarkan dan melarang segala aktivitas HTI dan FPI pada tahun 2017 lalu, kemudian aktif menulis di media online yang bernarasikan menjatuhkan Presiden Joko Widodo bahkan ikut menyerang keluarga lainnya.
Selain itu setelah pembubaran HTI, Solihin semakin aktif mengikuti aksi unjuk rasa seperti di KPK, Gedung Sate Bandung dan membuat pernyataan di youtube maupun media online lainnya seperti menanggapi pernyataan dari Tito Karnavian yang mengatakan bahwa capres dapat terbunuh dalam kampanye, dimana Solihin MS menggiring opini bahwa capres yang dimaksud adalah Anies Baswedan.
“Kebencian yang ditunjukkan oleh Sholihin MS terhadap Presiden Joko Widodo sangat tidak sesuai dengan budaya negara kita yang menjunjung tinggi norma kesopansantunan di masyarakat serta menjadi contoh yang buruk bagi generasi kedepannya dalam mengkritik pemerintah,” ucap Andri Iswari.
Andri Iswari menilai bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia yang sudah cerdas jangan sampai kita terprovokasi oleh pihak-pihak yang memiliki sifat merusak dan memecah belah persatuan di masyarakat seperti yang sering dilakukan oleh Sholihin MS.
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan di masyarakat serta kita dukung setiap tahapan Pemilu tahun 2024 sebagai bentuk kemajuan demokrasi di Indonesia,” tandas Andri Iswari kepada wartawan.